Layani Kesehatan Masyarakat Miskin dengan CHIPS Primadona Kami

By Abdi Satria


nusakini.com-Banyuwangi- Di wilayah Kabupaten Banyuwangi, khususnya Kecamatan Sempu, terdapat 1.666 keluarga miskin termasuk ibu hamil, balita, dan orang lanjut usia sebatang kara. Mereka yang memiliki keterbatasan secara ekonomi ini tentu juga terbatas dalam akses kesehatan. Melihat kondisi itu, Pemkab Banyuwangi mengolaborasikan seorang dokter dan cleaning service sebagai aktor utama yang melayani kesehatan warga. 

Inovasi itu dinamakan Calon Harapan Insan Penghuni Surga, Prioritas Melayani dan Solusi Nasib Keluarga Miskin atau CHIPS Primadona Kami. “CHIPS adalah layanan jemput bola kepada warga, ini merupakan bagian dari layanan yang kita kerjakan untuk penduduk miskin, dengan melibatkan salah satu petugas dan banyak dokter,” ujar Bupati Banyumas Abdullah Azwar Anas saat saat Presentasi dan Wawancara Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) beberapa waktu lalu. 

Dalam pelaksanaannya inovasi ini menggunakan aktor ‘Sambang Riko Gratis’ yakni aktor yang memberikan pelayanan kesehatan langsung ke rumah warga. Aktor dari sambang riko ini adalah seorang dokter dan cleaning service yang diberdayakan sebagai driver. “Sehingga bukan mereka yang datang ke rumah sakit, tapi dokter yang datang ke rumah mereka semua. Kurang lebih 4.200 masyarakat yang kita layani di rumah,” imbuhnya. 

Inovasi CHIPS Primadona Kami dalam Presentasi dan Wawancara Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Inovasi CHIPS Primadona Kami mengenalkan metode baru untuk pertanggungjawaban penyedia layanan, dengan pemberian kompensasi yang linier dengan kebutuhan warga miskin. Kompensasi dalam bentuk paket sembako ini diberikan bila respond time lebih dari 2 jam.

Tujuan utama dari ini adalah memberikan pelayanan prima kepada keluarga miskin yang selama ini banyak mengalami hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Inovasi ini memprioritaskan masyarakat yang tidak memiliki kendaraan dan lokasi rumahnya yang tidak terjangkau angkutan umum. “Bagi masyarakat yang tidak bisa dan tidak mampu dirawat di puskesmas dan rumah sakit, akan dijemput untuk diobati ditempat masing-masing,” terang Azwar. 

Sejak diluncurkan tiga tahun yang lalu tepatnya pada 25 Januari 2016, wilayah Puskesmas Sempu mampu melayani 631 warga miskin. Setelah direplikasi oleh Dinas Kesehatan Pemkab Banyuwangi, inovasi ini sudah melayani 5.031 orang. 

Inovasi ini tak berhenti pada bidang kesehatan. Bersama pemerintah desa dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), telah berhasil merenovasi 63 rumah, 23 jamban, 69 kepala keluarga mendapat rantang kasih, serta mengupayakan 105 warga miskin mendapat jaminan kesehatan yang preminya dibayar oleh pemda. “Termasuk menjaga keselamatan nyawa 62 ibu hamil dan bayi waktu melahirkan,” imbuh Azwar. 

Azwar berharap, disamping soal kemajuan, ada persoalan sosial yang harus tertangani sebagai bentuk dari kehadiran negara. Menurutnya, meskipun suatu daerah mengalami kemajuan, pendapatan daerah tinggi, namun persoalan sosial ini tidak tertangani. 

Azwar mengapresiasi Kementerian PANRB yang tidak hanya peduli soal administrasi dalam pelayanan, tetapi juga inovasi pelayanan publik yang menyangkut persoalan empati yang dibuat oleh daerah seperti inovasi CHIPS Primadona Kami. (p/ab)